Memahami Pelemahan Rupiah (Secara Benar)

Penjelasan sederhana (namun panjang) mengenai pelemahan Rupiah, dan mengapa kita perlu waspada, namun tidak panik

(Revisi 25/8, 9.53: beberapa orang menganggap bahwa masalah reaksi berlebihan (a.k.a. lebay) pasar perlu diperjelas di artikel ini. Tambahan tulisan berwarna biru)
(Revisi 25/8, 21:13: memperjelas bahwa industri yang terkena cacat bawaan adalah industri yang diproteksi dari persaingan dengan produk luar negeri. Beberapa industri yang tidak diproteksi malah seringkali dihambat dengan penegakan hukum yang lemah dan regulasi yang berbelit)

Oke, jadi kemarin sore kurs Rupiah terhadap Dollar AS untuk pertama kalinya tutup di atas 14.000. Seperti biasa, banyak orang yang tidak mengerti dasar-dasar ilmu ekonomi mulai bicara seolah-olah tahu apa duduk perkara pelemahan Rupiah.

Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita semua: mengapa bisa kurs Dollar AS (selanjutnya USD) terhadap Rupiah (selanjutnya IDR) mencapai 14.000? Salah siapakah sehingga Rupiah bisa loyo? Apa yang akan terjadi?

Dan seperti biasa, setelah kita bertanya-tanya, pemerintah menjadi pihak pertama yang langsung disalahkan atas pelemahan Rupiah (ada benarnya, namun tidak sepenuhnya benar). Kemudian reaksi berikutnya beragam: pesimis terhadap nasib ekonomi Indonesia, atau mulai menuduh pasar bebas, investor asing, bahkan mungkin orang Yahudi, Freemason, dan Illuminati. Lalu kemudian muncul reaksi anti-asing (asing aseng), atau reaksi lainnya yang jelas-jelas bertentangan dengan logika dasar ekonomi.

Dengan demikian, sebelum penulis mencoba menjelaskan lebih lanjut tentang pelemahan Rupiah, kita harus mengkritisi pemikiran dasar dari kebanyakan kita: bahwa Rupiah yang lebih kuat adalah selalu baik, dan Rupiah yang lebih lemah adalah selalu jelek. Apakah benar demikian? (Penulis akan bahas masalah ini belakangan, jadi baca dulu lebih lanjut :))


Bagian 1: Mengapa Rupiah Melemah
Bagian 2: Apakah Semua Akibat Faktor Luar Negeri?
Bagian 3: Apakah Pelemahan Rupiah Buruk? Bagaimana Masa Depan Indonesia?


Bagian 1: Mengapa Rupiah Melemah

Kita mulai narasi kita dengan melihat apa yang terjadi di luar batas negara Indonesia.

September ini, bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, akan menentukan tingkat suku bunga acuan untuk Dollar Amerika Serikat. Dengan semua petunjuk yang telah diberikan oleh Federal Reserve, kebanyakan pelaku pasar berpendapat bahwa tingkat suku bunga USD akan naik, dari 0% menjadi 0.25%. Karena suku bunga adalah harga dari uang, cara Federal Reserve untuk menaikkan harga uang tersebut adalah dengan menurunkan jumlah uang beredar (ingat, ketika penawaran suatu barang turun, maka harga barang akan naik). Apa akibatnya? Kalau jumlah USD yang beredar turun, namun jumlah mata uang yang lain (misalkan Rupiah, Ringgit, Rand, atau Reais) tetap, maka nilai USD akan meningkat (lagi-lagi, kalau penawaran suatu barang turun, harga akan naik).

Lalu mungkin kita bertanya-tanya, kok suku bunga Amerika Serikat naik bisa membuat semua orang heboh?

Itu semua karena Amerika Serikat adalah perekonomian terbesar di dunia. 20% dari seluruh barang dan jasa di dunia diproduksi di Amerika Serikat, dan USD adalah mata uang de facto perdagangan internasional. Bayangkan kalau misalkan kalau misalkan seekor gajah sedang mencoba masuk ke kolam renang yang kecil. Meskipun gajah tersebut masuk perlahan-lahan ke kolam renang, ombak yang diciptakan akan tetap besar. Begitu juga dengan Amerika Serikat.

Kemudian muncul China.

Kalau Amerika Serikat, sang perekonomian terbesar, adalah konsumen terbesar dunia (sejak dahulu menjadi buyer of the last resort), China kurang lebih adalah pabrik terbesar dunia. China membeli banyak barang mentah atau setengah jadi dari seluruh negara di dunia, dari Brazil hingga Rusia. Bayangkan kalau misalkan ekonomi China melambat, sehingga China mengurangi belanja barang mentah atau setengah jadi dari tiap negara, termasuk Indonesia. Perlambatan ekonomi China tentu akan menurunkan ekspor dari tiap-tiap negara di dunia, termasuk Indonesia.

Apa yang terjadi kalau ekspor melemah?

Perlu diketahui bahwa ekspor adalah salah satu sumber utama penerimaan mata uang asing, terutama USD. Jadi, ekspor dapat digunakan untuk mewakili supply (penawaran) USD di Indonesia. Kebalikannya, karena biaya impor dibayar dengan USD, maka impor dapat digunakan untuk mewakili permintaan USD. Kalau misalkan ekspor turun, maka penawaran USD akan turun, dan (lagi-lagi), harga USD akan naik.

Efek dari pelemahan ekonomi tersebut ditambah dengan kejutan tiba-tiba dari Beijing, yaitu pelemahan nilai Renminbi terhadap Dollar (walaupun tidak lebih dari 3%) secara tiba-tiba. Walaupun mungkin terkesan kecil, aksi ini memberi sinyal kepada pasar bahwa pelemahan ekonomi China ternyata jauh lebih serius dari yang kita duga selama ini.

Screen Shot 2015-08-24 at 11.09.34 PM

Analogi sederhana untuk menggambarkan kondisi saat ini di dunia adalah bahwa ada seekor gajah yang hendak masuk ke kolam kecil dengan pelan-pelan (Amerika Serikat) dan ada seekor gajah lain di tepi kolam yang pingsan dan jatuh ke kolam kecil yang sama (China). Ombaknya (efek negatif ke dunia) akan sangat sangat besar dan sangat tidak mengenakkan.

Butuh bukti bahwa pelemahan ini adalah fenomena global?

Screen Shot 2015-08-24 at 8.47.50 PM

Grafik di atas adalah pelemahan beberapa mata uang eksportir komoditas di dunia (Indonesia, Malaysia, Brazil, Kolombia, dan Rusia) selama sebulan terakhir. Grafik pelemahan Rupiah adalah yang berwarna oranye. Indonesia bahkan bukan yang paling buruk di antara hampir semua negara yang melemah terhadap USD.

Lalu kita mungkin bertanya: kan Federal Reserve baru akan beraksi di bulan September dan pelemahan ekonomi China belum terlihat secara nyata di data ekonomi, lalu mengapa sudah melemah?

Jawabannya adalah kebanyakan pelaku pasar sudah memiliki ekspektasi terlebih dahulu akan adanya pelemahan besar-besaran di seluruh dunia, dan mereka mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum China ataupun the Fed mengambil aksi. Kalau menunggu aksi China atau the Fed, pelaku pasar akan merugi sangat besar (siapa cepat, dia untung).

Tapi perlu disadari bahwa semua pelemahan yang terjadi karena China dan the Fed diperparah oleh pasar yang bereaksi berlebihan. Perlu anda ketahui bahwa para investor (bahkan yang profesional) di sektor keuangan sangat mirip dengan ABG yang labil dan lebay, yang suka bereaksi berlebihan ketika ada berita baik atau buruk muncul. Sebagai akibatnya, ketika rumor buruk mengenai China dan the Fed muncul, mereka menarik uang dari negara berkembang (mengurangi supply USD) secara besar-besaran, jauh lebih besar dari yang seharusnya bila mereka bersikap tenang. Jadi, jangan heran bahwa sentimen buruk apapun dapat membuat pasar gonjang ganjing seperti kemarin kalau anda tahu bahwa orang-orang yang ada di pasar kebanyakan labil dan lebay.


Bagian 2: Apakah Semua Akibat Faktor Luar Negeri?

Daritadi penulis hanya memaparkan faktor luar negeri, namun apakah tidak ada faktor dalam negeri yang menyebabkan Rupiah melemah?

Jawabannya sudah jelas tentu, namun mungkin tidak seperti yang kita bayangkan.

Kita bisa bagi faktor pelemahan dalam negeri dalam dua jenis: cacat bawaan dari pemerintahan sebelumnya, dan kesalahan yang terjadi di masa pemerintahan Jokowi.

Cacat bawaan Indonesia merupakan faktor serius yang memperparah efek dari China dan Amerika Serikat. Tapi apa saja cacat bawaan Indonesia?

  1. Pola pembangunan dari zaman dahulu yang fokus ke industri ekstraktif, sehingga tergantung pada ekspor komoditas
    Pendeknya, kekayaan sumber daya alam Indonesia adalah kutukan Indonesia. Selama berpuluh-puluh tahun, pembangunan Indonesia sangat bertumpu pada sektor pertambangan atau tanaman perkebunan (minyak, batubara, kelapa sawit), yang juga menjadi tumpuan ekspor Indonesia. Tanpa perlu membangun infrastruktur yang efisien atau memberdayakan manusia Indonesia lewat pendidikan yang mampu bersaing di pasar internasional pun ekonomi Indonesia bisa tumbuh. Sebagai akibatnya, sektor yang memerlukan SDM yang kuat, seperti industri elektronik maupun industri-industri canggih (yang bernilai tambah tinggi dan tidak terlalu terpengaruh pelemahan China), tidak bisa berkembang.
  2. Industri yang terlalu dimanja pemerintah dan kurang berdaya saing, sehingga makin tergantung pada ekspor komoditas
    Kalau kita melihat pola industri di Indonesia, bahkan setelah 70 tahun merdeka, masih banyak industri yang ingin dilindungi pemerintah dari persaingan dengan produk luar negeri. Anda mungkin menganggap hal itu perlu, tapi tidakkah anda curiga ketika berbagai industri, dari pertanian hingga manufaktur, terus menerus minta dilindungi dari persaingan dengan alasan belum mampu bersaing? Seharusnya kalau memang alasannya demikian, akan datang saatnya ketika industri sudah maju dan bisa dibiarkan bersaing di kancah internasional. Namun sayangnya, kecenderungan industri ketika diproteksi adalah bahwa industri tersebut mampu meraih keuntungan tanpa melakukan inovasi atau melakukan efisiensi, sehingga kalau dilepas, memang tidak akan mampu bersaing. Jadi, perlindungan dari persaingan asing malah hanya membuat industri dalam negeri tidak efisien

Anda bisa bayangkan cacat bawaan Indonesia, yaitu industri yang diproteksi dari persaingan dengan pihak asing. mirip seperti anak orang kaya yang manja dan tidak pernah dipaksa untuk belajar atau bekerja (karena toh sudah kaya, buat apa belajar/bekerja). Ketika sudah besar, anak tersebut tidak mampu bersaing dengan anak orang-orang biasa yang belajar dan bekerja keras, sehingga minta perlindungan dari orangtua yang kaya. Apakah pada akhirnya anak ini bisa bertahan? Jawabannya hampir pasti tidak.

Jadi, selama Indonesia bergantung pada ekspor komoditas (terutama ke China), jangan heran kalau pelemahan ekonomi China (yang mengurangi permintaan komoditas ekspor Indonesia) bisa melemahkan Rupiah dan ekonomi Indonesia.

Tapi jangan lupa bahwa ada juga cacat yang merupakan akibat pemerintahan Jokowi. Apa saja?

Pemerintah Jokowi, yang diharapkan mampu membawa reformasi pada tata kelola ekonomi Indonesia, ternyata tidak mau mengambil keputusan yang sulit. Sebagai contoh, setelah mencabut subsidi, ketika harga minyak naik mulai bulan Maret 2015, pemerintahan Jokowi memaksa Pertamina untuk menanggung kerugian dari menjual Pertamina di harga Rp 7.400/liter. Tidak hanya itu, pemerintah juga mulai mengintervensi mekanisme pasar yang tidak pernah dilakukan pemerintah sebelumnya, seperti memaksa Jasa Marga menurunkan tarif tol saat periode Idul Fitri, atau secara tiba-tiba memotong kuota impor sapi secara drastis.

Anda mungkin heran mengapa hal-hal tersebut dapat menyebabkan Rupiah melemah, tapi anda bisa lebih mengerti kalau anda berada di posisi investor asing (yang membawa dollar ke Indonesia).

Adanya intervensi oleh pemerintah bisa mengacaukan hitungan untung rugi seorang investor secara signifikan. Sebagai contoh, kalau misalkan investor jalan tol bisa untung di tarif Rp. 5.000, tetapi investor tahu bahwa ia bisa dipaksa pemerintah untuk menurunkan harga ke Rp. 3.000, ini adalah sebuah risiko bagi investor tersebut. Dan walaupun anda bukan investor jalan tol, importir sapi, atau pengusaha minyak, kenyataan bahwa pemerintah bisa dengan sesuka hati menaikkan atau menurunkan harga di luar harga keekonomian akan menambah risiko anda. Belum lagi kalau pemerintah mulai menunjukkan sentimen anti-asing, investasi anda (sebagai investor asing) bisa lenyap karena kebijakan pemerintah di masa depan bisa menjadi tidak bersahabat dengan investor asing.

Hal-hal tersebut adalah peningkatan risiko berinvestasi di Indonesia. Tambahkan hal itu dengan gonjang-ganjing politik yang tidak perlu (misalkan selisih pendapat antara Rizal Ramli, Rini Soemarno, dan Jusuf Kalla), maka risiko yang harus anda tanggung menjadi sedemikian besar. Buat apa anda investasi di Indonesia kalau risiko rugi anda sedemikian besar? Lebih baik anda taruh dollar anda di Filipina, Vietnam, atau Ethiopia.

Lagi-lagi, ketakutan untuk berinvestasi di Indonesia makin mengurangi supply USD di dalam negeri dan makin menekan Rupiah.


Bagian 3: Apakah Pelemahan Rupiah Buruk? Bagaimana Masa Depan Indonesia?

Seperti halnya segala sesuatu di dunia, pelemahan Rupiah dapat dibagi menjadi pelemahan Rupiah yang baik serta pelemahan Rupiah yang buruk.

Secara teori, pelemahan Rupiah dapat memperbaiki kinerja ekspor serta menurunkan impor. Bila demikian adanya, pelemahan Rupiah dapat menjadi sesuatu yang baik, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Bahkan beberapa negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa pasca-2008 berlomba melemahkan mata uang agar bisa mendorong pertumbuhan.

Namun kalau kita melihat data, maka kita bisa lihat bahwa ekspor dan impor Indonesia sama-sama turun seiring dengan pelemahan Rupiah, walaupun pelemahan impor jauh lebih tajam sehingga kondisi neraca transaksi berjalan lebih baik (ditunjukkan dengan selisih antara ekspor dan impor yang menjadi positif). Mengapa pelemahan Rupiah tidak meningkatkan ekspor, yang akhirnya mendorong pertumbuhan dan menstabilkan  Rupiah?

Lagi-lagi, jangan lupa bahwa komoditas ekspor unggulan Indonesia bukanlah barang yang relatif imun dengan pelemahan ekonomi di China dan dunia, seperti semikonduktor, komputer, komponen kendaraan bermotor, atau industri manufaktur (semuanya tidak terlalu tergantung kepada China karena permintaan di negara-negara lain tetap besar). Harga dan jumlah ekspor unggulan Indonesia, yaitu batubara dan kelapa sawit, sangat tergantung kepada China. Hal ini menyebabkan pelemahan Rupiah tidak terlalu banyak berdampak positif terhadap ekspor.

Lagipula, jangan lupa bahwa sekitar >90% impor Indonesia adalah bahan baku dan barang modal, yang juga digunakan oleh industri manufaktur untuk membuat komoditas yang selanjutnya akan diekspor (bagian dari global supply chain). Kenaikan harga barang baku (yang diimpor) akibat USD yang naik akan membuat kenaikan daya saing (yang seharusnya meningkat) menjadi tidak seberapa. Kombinasi penurunan permintaan komoditas ekspor Indonesia dan bahwa kita butuh impor bahan baku untuk bisa melakukan ekspor membuat pelemahan USD berpotensi melemahkan ekspor lebih lanjut dan mendorong perlambatan ekonomi.

Sebagai akibatnya, mungkin Indonesia akan mengalami perlambatan ekonomi yang cukup serius hingga 2016 atau bahkan 2017. Namun kalian yang berharap bahwa krisis 1997/1998 akan terulang sangat mungkin akan kecewa. Mengapa?

Pertama, Rupiah sudah bergerak bebas. Efek dari pergerakan bebas Rupiah adalah bahwa pelaku usaha mengetahui bahwa ada risiko nilai tukar yang bisa merugikan bisnis mereka, dan mengambil langkah antisipasi sejak dini. Bank serta perusahaan-perusahaan, walaupun masih banyak berhutang dalam USD, menjadi lebih cerdas dan sudah melindungi diri dengan FX swap sejak dini. Jelas bahwa akan muncul gelombang gagal bayar, namun tidak akan memiliki dampak sebesar 1998.

Kedua, tata kelola bank saat ini lebih baik dibanding 1998. Pada tahun 1998, banyak bank merupakan anggota dari sebuah konglomerasi bisnis, serta sering disalahgunakan sebagai sumber pendanaan murah bagi kegiatan anggota dari grup bisnis tersebut tanpa memikirkan risiko usaha. Walaupun standar penyaluran kredit masih bisa diperbaiki, anda harus mengakui bahwa krisis 1998 memberi banyak pelajaran berharga bagi para bank untuk makin hati-hati dalam meminjamkan uang.

Ketiga, tata kelola belanja pemerintah sudah lebih baik dibanding 1998. Pemerintah sudah menerapkan batas defisit anggaran pada 3% PDB setelah krisis 1998, sehingga risiko gagal bayar masih sangat rendah. Lagipula, pemerintah saat ini lebih banyak membiayai belanjanya dari penerimaan pajak (terutama pajak pendapatan) serta penerbitan surat berharga di dalam negeri, yang lebih aman dibandingkan penerimaan royalti tambang atau pinjaman bilateral luar negeri seperti di zaman sebelum krisis 1998

Anda yang memerhatikan pergerakan nilai tukar akan sadar bahwa Rupiah sebenarnya telah melemah dari posisi tertinggi selama 10 tahun terakhir, yaitu di kisaran Rp 8.500 pada sekitar tahun 2011 hingga ke Rp 14.000 pada hari ini. Skala pelemahan yang sama (pelemahan 40%) sebetulnya tidak jauh berbeda dengan kondisi 1998, di mana Rupiah melemah dari posisi sebelum kerusuhan Mei 1998 (di atas Rp. 8.000) hingga ke titik nadir, yaitu Rp. 16.000 (dalam kurang dari 3 bulan). Kenyataan bahwa anda mungkin baru sadar hari ini bahwa Rupiah telah melemah hampir 40% dalam 4 tahun, serta pertumbuhan yang masih positif (walaupun melemah), menunjukkan bahwa hal yang paling menentukan efek dari pelemahan nilai tukar bukanlah nilai absolut pelemahan, namun seberapa cepat sebuah mata uang melemah.

Sebagai penutup, kita harus ingat bahwa pelemahan Rupiah kali ini adalah pelemahan yang serius dan berpotensi berdampak buruk bagi perekonomian. Namun demikian, kalau kita tidak tahu apa yang menyebabkan Rupiah melemah dan langsung loncat ke dalam aksi saling tuduh, kita sama sekali tidak membantu memulihkan kondisi perekonomian.

Kita harus bersiap menghadapi pelemahan, namun jangan lupa bahwa pelemahan kali ini mungkin merupakan sebuah peringatan yang “halus” bagi Indonesia untuk tidak terlena dengan kekayaan sumber daya alam (yang ternyata bisa jadi kutukan) dan mulai mengalihkan fokus, di jangka panjang, pada sektor yang bernilai tambah lebih tinggi (yang memerlukan manusia berkualitas) dan tidak terlalu terpengaruh krisis.

Semoga keadaan buruk seperti ini bisa membawa kebijakan dan respons yang baik. Semoga.


Catatan:

Beberapa pembaca mungkin akan memprotes penulis karena terlalu menyederhanakan banyak aspek dalam penjelasan mengenai pelemahan Rupiah. Pertama, tidak ada penjelasan mengenai exchange rate overshooting. Berikutnya, tidak ada penjelasan mengenai pelemahan nilai tukar sebagai self-fulfilling prophecy, yang merupakan corollary dari herd behaviour (ya, pasar tidak selalu rasional) para investor saat ini bersentimen sangat negatif terhadap semua kelas aset di negara berkembang. Kemudian, tidak ada penjelasan bahwa hubungan terbalik antara nilai tukar dan net export hanya akan terwujud apabila perekonomian tersebut memenuhi Marshall-Lerner condition. Atau ketiadaan penjelasan mengenai aksi China yang menimbulkan currency war atau kebingungan mengenai kebijakan ekonomi China. Penyederhanaan juga dilakukan untuk menggambarkan hubungan antara kebijakan moneter eksternal serta peningkatan risiko internal terhadap real exchange rate; model yang benar seharusnya menggunakan model Mundell-Fleming. Lalu mengapa penulis tetap menggunakan penjalasan yang terlalu sederhana?

Memang penjelasan penulis tidak seakurat yang seharusnya, tapi mengingat bahwa artikel ini ditujukan untuk pembaca awam, sangat penting untuk menyederhanakan penjelasan sedemikian hingga pembaca tanpa latar belakang ekonomi dapat mengerti.

209 thoughts on “Memahami Pelemahan Rupiah (Secara Benar)”

  1. Great read. Membuat saya yang lemah otaknya di bidang ekonomi sedikit banyak mengerti. Mengingat tulisannya sudah sangat EYD, saya hanya ingin mengingatkan penulisan “Anda” itu wajib huruf kapital A di awal.

  2. Tulisan yang menarik dan komprehensif. Pelemahan mata uang dan saham bersamaan hanya terjadi di emerging market (terkorelasi positif), sedangkan negara-negara Eropa dan Jepang malah sebaliknya (terkorelasi negatif). Kejadian sell-off beberapa hari ini menyebabkan global stock termasuk di Eropa melemah tetapi mata uang menguat tajam. Nah, bahayanya emerging market adalah seperti yang penulis sebutkan diatas.

    Pasar sudah memiliki ekspektasi penguatan dolar dalam 1 tahun terakhir (terlihat dari bullish chart USD Index). Hal yang saya khawatirkan adalah trend pelemahan global USD (yang mungkin akan terjadi mulai sekarang ini) tidak berdampak kepada penguatan Rupiah.

    1. Benar, namun sekali lagi artikel ini hanya mencoba menyederhanakan fenomena kompleks yaitu pelemahan Rupiah, sehingga akan menjadi terlalu kompleks kalau kita masukkan lagi additional external factors seperti Malaysia (atau EMs lainnya) 🙂

  3. Bacaan yang bagus untuk orang awam seperti saya. Kalau boleh, mungkin bisa ditambahkan langkah apa saja yang bisa dilakukan masyarakat untuk turut berpartisipasi memperbaiki keadaan, tentunya yang lebih sederhana dan doable.

    1. ini baru warga negara yang hebat!!! sedikit sekali yang menanyakan langkah apa yg bisa dilakukan masyarakat secara sederhana dan doable

    2. Pemikiran bagus dari teman saya (Hilman Muchsin) di milis ITB77:

      Masih ada peluang:

      1. Ada peluang besar utk petani terutama buah buahan dan sayuran, sekarang gilirannya pindah kebuah dan sayur lokal sekaligus menambah pendapatan mereka

      2 . Peluang untuk distribusi langsung hasil tangkapan nelayan ke konsumen

      3. Budidaya ikan air tawar, itik, kambing dan sapi

      4. Bisnis belanja kebutuhan pokok online petani/nelayan to servis provider to konsumen melalui aplikasi sederhana handphone

      5. Jaringan Logistik murah masal online seperti ” go trucking ” memanfaatkan gojek dan grab taxi untuk distribusi belanja kebutuhan pokok

      Go Trucking fokusnya ambil sayuran, buah buahan dan ikan laut dan air tawar dari petani dan nelayan ke distribution centre sebelum diantar Go Jek atau Grab Bike ke Konsumen

      Ini juga bisa diperlebar ke unggas, daging , rempah rempah dan bumbu makanan ===>> ini potong biaya tengkulak dan super market

      Jabotabek (misalnya), dengan penduduk lebih dari 35 juta penduduk butuh makan tiap hari..
      kita sekarang cek deh berapa belanja bulanan keluarga , katakan Rp 600 ribu per bulan dan ada 15 juta jiwa = Rp 9 Trilyun

      Siapa yang nikmati sekarang ? Kalau bukan hyper market, carrefour, giant kan 70 %

      Jadi kita kacaukan dan kita saingin mereka dengan sistim belanja online ini kolaborasi antara petani/nelayan , service provider, logistik massal online dan konsumen tentunya.

      Engga usah semuanya misalnya cabe, bawang , ikan ..tapi masuk dalam service provider produsen , logistik dan konsumen

      Kita ambil bisnis Rp 9 Trilyun belanja bulanan dengan memberikan harga yang lebih baik utk petani, nelayan dan petambak dan logistik massal yang murah

      Baca artikel Rheinald Kasali, ===>> harus berani transformasi dan shifting business model ===>> yang gede bisa tumbang …

      lihat fenomena Uber, Go Jek , Grab Bike , mereka bukan hanya angkut penumpang tapi udah masuk bisnis antar surat , antar belanjaan dan pesanan makanan ….

      kita perlu pikiran secara bersama mencari peluang bisnis ini secara bersama utk yang punya waktu luang atau masih belum ada pekerjaan tetap…

      ini bisnis belanja rumah tangga bulanan dengan omzet Rp. 9 Trilyun per bulan kita bisa “curi aja ” 10 % hitung dech

      Utk daerah pesisir jadi peluang bisnis garam utk Industri…

      Tahu engga Indonesia impor garam Industri setiap tahun 1 juta ton harganya usd 250 juta ??? …===>> ini masalah sekaligus peluang

      Utk daerah pertanian ganti sementara ke Palawija dan bisnis pengembang biakan kambing dan sapi

      Air memang penting maka nya Jokowi bener kalau dia mau bangun waduk besar besaran., kedua dengan teknologi tepat guna , air tawar diproduksi dari air laut dengan RO atau Desalination Water Treatment….===>>> Ini butuh energi besar yang diproduksi melalui Angin, Matahari dan Ombak laut ( Tidal Wave Energy )

      1. Bravoooo… ini namanya anak muda yang kreatif positif ga cuma demo ga jelas.

        Saya awam yang tidak ambil kuliah ekonomi dan beberapa hari ini terpikir solusi ini. Semua terpaparkan dengan jelas.

        Saatnya Indonesia Bangkit

        Saya ijin copy paste ke FB saya, Brother 🙂

  4. quote ini yang saya paling sukak “Namun demikian, kalau kita
    tidak tahu apa yang menyebabkan Rupiah melemah dan langsung loncat ke dalam aksi saling
    tuduh, kita sama sekali tidak membantu memulihkan kondisi perekonomian”

    Mari kita bekerja keras di bidang masing2. Dan tidak terjebak dengan konflik saling menyalahkan yang sekarang ini marak terjadi di media sosial.

  5. Maaf kak, kata kaka
    “Ingat, ketika penawaran suatu barang turun, maka harga barang akan naik”
    Kalo setau saya, hukum penawaran itu, penawaran naik harga juga naik kak. Maaf kak saya juga awam 😊:)

    1. Kalo penawaran naik berarti jumlah barang yg ada dipasar juga bakal naik, nah akibatnya harga barangnya akan turun soalnya barang yg ada dipasar berlebihan *cmiiw*

    2. Mungkin tertukar dengan permintaan (permintaan naik, harga naik). Gpp. Biasa kok tertukar konsep permintaan/penawaran, bahkan di antara yg belajar ekonomi sekalipun 🙂

    3. Disini yang kak alvin maksud itu penawaran turun dalam artian kurva penawaran shifting atau bergeser ke kiri dan kurva permintaan tetap sehingga harga keseimbangan meningkat. Bukan penawaran turun (bergerak) dalam 1 garis kurva penawaran 🙂

    4. Dlm konteks tulisan, statement ini sudah benar tpi krg lgkap..di sini kta hrus mmandang bhwa keseimbngan adlah hasil dri mkanisme pasar yg bekerja dri interaksi supply dgn demand.
      Jika trjadi shock (guncangan) external/internal thd supply, dlm contoh laen sektor riil (pasar batang), misal gagal panen, smntra demand diASUMSIkan tidak berubah, dgn kata laen, brg tsbt justru tetap dicari knsumen, tentu trjadi klgkaan brg di pasar..shg hrga akan terkerek naik..
      Contoh paling anyar, daging sapi..he..he
      Demikian

  6. Gan setau ane china sengaja mendevaluasi mata uangnya buat tetep memperkuat ekspornya. Terus dengan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, apa wajar kita terus melemah jauh, ane soalnya melihat diberita2 pengamat ekonomi penurunan rupiah kita ga wajar.
    Sorry karena ane orang awam.
    BTW thanks tulisannya sangat mencerahkan

  7. Lumayan panjang hehehe….
    Padahal Allah sudah memberi solusi
    QS. Al-Baqarah: 276 “Allah Memusnahkan RIBA dan Menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa”.

      1. Gw udah duga, pasti bakal ada yang komen seperti ini dan gw udah duga juga, pasti ada yang ngerespon seperti ini…
        😀

    1. I really really wonder why on earth every academic explanation in this nation must be commented by stupidity, like this motherfucker just did.

  8. Tulisan yang sangat mencerahkan.

    Tapi menurut saya inflasi terjadi karena banyak hal salah satunya adalah

    Semua Shifting

    Pergeseran konsumsi tak hanya terjadi dalam dunia energi dan belanja melainkan dalam konsumsi di segala bentuk kehidupan kita. Semuanya bergeser. Keseimbangan baru belum terbentuk, tetapi pindah-pindahnya mulai terasa.
    Minggu lalu, 17 Agustus 2015, Indonesia-X baru saja meluncurkan situs belajar bebas biaya (massive online course) di mana Rumah Perubahan ikut di dalamnya.

    Pernahkah anda membayangkan bahwa kampus-kampus besar sedang berjuang melawan perubahan? Ya, di seluruh dunia, bukan cuma surat kabar berbasis kertas yang kesulitan karena hadirnya media-media online, melainkan juga kampus–kampus yang kini ditantang dunia belajar online.

    Bahkan gelar akademis pun kini mulai ditinggalkan para kaum terpelajar dunia. Para pemberi kerja mulai melirik mereka–mereka yang tak bergelar. Dari “siapa kamu” ( atau “apa gelar akademismu”), dunia manajemen mulai beralih pada “apa yang bisa kamu lakukan”. Lihatlah di perusahaan- perusahaan besar, di kartu-kartu nama para pimpinan dan stafnya. Tak banyak lagi yang mencantumkan gelar akademisnya.

    Gerakan masif ini membuat kaum muda beralih dari membeli degree (formal) kepada membeli keahlian dan paket–paket kursus, yang mereka ramu sendiri racikannya. Bukan lagi racikan akademik yang dibuat pemerintah karena mereka ingin membangun keahlian yang unik, yang tidak massal dan siap pakai. Dan pasar tenaga kerja global pun mengakomodir mereka. Apa yang bisa mereka berikan di dunia kerja bukan lagi rangkaian matakuliah racikan kampus.

    Dan Indonesia-X menjadi pelopor belajar online yang heboh. Kelak Anda bisa mengambil kursus apa saja. Karena murah (gratis), switching cost nya menjadi rendah. Dan perubahan pun terjadi.

    Gojek, Uber, Seven Eleven, dan lain lain.

    Kalau anda belum puas dengan contoh–contoh di atas, maka pelajarilah segala fenomena di dunia transportasi, retail, telekomunikasi, trading, financing, dan sebagainya. Anda pasti akan menyaksikan gejala sudden shift ini.

    Konsumen perbankan pun mulai meninggalkan kunjungan ke loket-loket bank. Mereka beralih ke mobile banking. Pemakaian voice dalam berkomunikasi beralih ke cara-cara baru: data. Dari voice ke BBM, lalu pindah lagi ke Whatsapp dan social media.

    Sama halnya pertarungan sengit yang tengah dihadapi tukang-tukang ojek pangkalan vs Gojek dan Grab-Bike, atau taksi biasa Vs Uber. Semua mengalami gejala shifting.

    Jadi, jangan melulu menyalahkan krisis ekonomi dunia. Karena krisis berdampak pada semua usaha dan kali ini terjadi luas di seluruh dunia. Yang jauh lebih penting bukan krisis itu sendiri. Bukan dollar AS, tetapi apa respons kita terhadap usaha yang kita jalani. Dan apa respons kita untuk mempersiapkan masa depan anak-anak kita dalam dunia yang benar-benar baru ini.

    Kalau Anda diamkan, bukan krisis yang menghantam, tetapi persaingan baru melalui business model yang benar-benar berbeda.

    Lagi pula, krisis selalu menjadi alasan bagi kaum malas untuk berhenti bekerja, dan bagi mereka yang senang mencari kambing untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukannya.

    Selamat merenungkannya!

    1. The fed perusahaan swata yg di miliki rothchild, yahudi palsu dr kazar, yg mendirikan israel, dan yg berbisnis partner dg adik prabowo di indonesia, yg pd thn 2008 dg perusahaan goldman sachnya, yg pernah bilang ” beri aku akses perbankan di suatu negara maka tdk peduli siapa pemimpinya mk bisa aku kendalikan ” bisa menaikan suku bunga bank ?? Knp awal pemerintahan joko wi bunga bank kita tertinggi di Asia yaitu 12%, bahkan meski wapres teriak teriakpun bunga tdk turun, bukankah penentu bunga bank kita adalah rothchild the fed krn kita punya hutang di world bank spt 90% negara lain di dunia??

  9. Tulisan yang sangat mencerahkan.

    Tapi menurut saya inflasi terjadi karena beberapa hal salah satunya

    Semua Shifting

    Pergeseran konsumsi tak hanya terjadi dalam dunia energi dan belanja melainkan dalam konsumsi di segala bentuk kehidupan kita. Semuanya bergeser. Keseimbangan baru belum terbentuk, tetapi pindah-pindahnya mulai terasa.
    Minggu lalu, 17 Agustus 2015, Indonesia-X baru saja meluncurkan situs belajar bebas biaya (massive online course) di mana Rumah Perubahan ikut di dalamnya.

    Pernahkah anda membayangkan bahwa kampus-kampus besar sedang berjuang melawan perubahan? Ya, di seluruh dunia, bukan cuma surat kabar berbasis kertas yang kesulitan karena hadirnya media-media online, melainkan juga kampus–kampus yang kini ditantang dunia belajar online.

    Bahkan gelar akademis pun kini mulai ditinggalkan para kaum terpelajar dunia. Para pemberi kerja mulai melirik mereka–mereka yang tak bergelar. Dari “siapa kamu” ( atau “apa gelar akademismu”), dunia manajemen mulai beralih pada “apa yang bisa kamu lakukan”. Lihatlah di perusahaan- perusahaan besar, di kartu-kartu nama para pimpinan dan stafnya. Tak banyak lagi yang mencantumkan gelar akademisnya.

    Gerakan masif ini membuat kaum muda beralih dari membeli degree (formal) kepada membeli keahlian dan paket–paket kursus, yang mereka ramu sendiri racikannya. Bukan lagi racikan akademik yang dibuat pemerintah karena mereka ingin membangun keahlian yang unik, yang tidak massal dan siap pakai. Dan pasar tenaga kerja global pun mengakomodir mereka. Apa yang bisa mereka berikan di dunia kerja bukan lagi rangkaian matakuliah racikan kampus.

    Dan Indonesia-X menjadi pelopor belajar online yang heboh. Kelak Anda bisa mengambil kursus apa saja. Karena murah (gratis), switching cost nya menjadi rendah. Dan perubahan pun terjadi.

    Gojek, Uber, Seven Eleven, dan lain lain.

    Kalau anda belum puas dengan contoh–contoh di atas, maka pelajarilah segala fenomena di dunia transportasi, retail, telekomunikasi, trading, financing, dan sebagainya. Anda pasti akan menyaksikan gejala sudden shift ini.

    Konsumen perbankan pun mulai meninggalkan kunjungan ke loket-loket bank. Mereka beralih ke mobile banking. Pemakaian voice dalam berkomunikasi beralih ke cara-cara baru: data. Dari voice ke BBM, lalu pindah lagi ke Whatsapp dan social media.

    Sama halnya pertarungan sengit yang tengah dihadapi tukang-tukang ojek pangkalan vs Gojek dan Grab-Bike, atau taksi biasa Vs Uber. Semua mengalami gejala shifting.

    Jadi, jangan melulu menyalahkan krisis ekonomi dunia. Karena krisis berdampak pada semua usaha dan kali ini terjadi luas di seluruh dunia. Yang jauh lebih penting bukan krisis itu sendiri. Bukan dollar AS, tetapi apa respons kita terhadap usaha yang kita jalani. Dan apa respons kita untuk mempersiapkan masa depan anak-anak kita dalam dunia yang benar-benar baru ini.

    Kalau Anda diamkan, bukan krisis yang menghantam, tetapi persaingan baru melalui business model yang benar-benar berbeda.

    Lagi pula, krisis selalu menjadi alasan bagi kaum malas untuk berhenti bekerja, dan bagi mereka yang senang mencari kambing untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukannya.

    Selamat merenungkannya!

  10. saya orang awam dan bodoh..
    tpi tergelitik dgn slh 1 statement di atas..
    “Anda bisa bayangkan cacat bawaan Indonesia mirip seperti anak orang kaya yang manja dan tidak pernah dipaksa untuk belajar atau bekerja (karena toh sudah kaya, buat apa belajar/bekerja). Ketika sudah besar, anak tersebut tidak mampu bersaing dengan anak orang-orang biasa yang belajar dan bekerja keras, sehingga minta perlindungan dari orangtua yang kaya. Apakah pada akhirnyaanak ini bisa bertahan? Jawabannya hampir pasti tidak.”

    itu saya rasa sedikit menyakiti pelaku industri kreatif bahkan pelaku industri yg ingim bersaing di dunia internasional..karena sangat memojokkan mereka seakan2 mreka tidak mau berbuat..padahal bila kita mau melirik sedikit ke belakang salah 1 kasus tentang mobil nasional yg industrinya mau di rintis anak2 SMK kita,,bahkan mobilnya juga sudah diuji coba salah satu mentri waktu itu..saya kira itu satu bukti bahwa RAKYAT ini TIDAK TINGGAL DIAM..
    wajar bila mereka meminta support,,minimal sepucuk surat / rekomendasi kepada rekanan pabrik otomotif untuk bisa memproduksi barang karya mereka..dan juga difasilitasi untuk pengujian kelaikan barang yg mereka produksi..
    apakah bila dikatakan TIDAK MANJA itu semua harus dirogoh dari kocek pribadi mulai dari awal hingga akhir produksi sampai siap dipasarkan?? silahkan dijawab sendiri..

    jadi dgn contoh 1 kasus di tsb,,saya kira bukan “ANAKNYA YG MANJA” tapi “ORANGTUA DGN KOLEGA2NYA YG KURANG AJAR”…sang anak sudah ingin berkembang sejak dulu,,tapi justru dihalang2i dgn sejuta alasan..

    dan saya kira bila tulisan ini dibawa kepada pelaku industri kreatif,,reaksi mereka tdk akan jauh berbeda dgn komemtar saya ini..

    mohon maaf bila ada kesalahan karena maklum saya org tidak berpendidikan tinggi..

    1. good point, karena jujur saya tidak terlalu fokus ke industri kreatif (mengingat dibanding industri dasar ukurannya tidak sebesar itu). Memang benar bahwa industri kreatif sulit berkembang karena masalah HaKI dan berbagai masalah regulasi lainnya. Thanks for the input!

  11. Terima kasih Mas Alvin untuk tulisannya yg mencerahkan. Saya yg awam tentang ekonomi jadi teredukasi. Ijin share ke medsos, analisa seperti ini layak untuk lebih banyak dibaca masyarakat. Untuk menumbuhkan optimisme dan semangat ekonomi kreatif (yg lbh banyak lagi) dan mengurangi kecemasan dan sentimen negatif (yg justru memperburuk keadaan & menciptakan lbh bnyk investor “alay”).
    Bravo, bro Alvin!

  12. Tulisan yg bagus, jadi agak melek dengan kondisi yg terjadi. Yang jadi pertanyaan saya, kalau faktor Internal & Eksternal dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang, seharusnya negara2 yg mengalami konflik nilai tukar mata uangnya akan jauh lebih buruk (ex: suriah, irak, mesir, dll). mungkin bisa dibantu menampilkan grafik nilai tukar mata uang negara2 tsb terhadapa Rupiah atau bahkan USD?

  13. daripada kudu memahami prinsip dan hukum2 ekonomi yang njlimet dan bukan bidangnya waktu mau bikin status,
    memang terasa ringan di kepala untuk bilang “ini salah pemerintah”.

  14. Setuju. Ini ulasan yang realistis. Analisa external tanpa denial akan kondisi internal dan mencatat faktor-faktor yang sebaiknya dikoreksi. Apa yg disampaikan persis seperti yg dirasakan oleh masyarakat dan pelaku business pada umumnya.

  15. Reblogged this on Generasi Biru and commented:
    1. TAMBANG2 di Kalsel punya kontrak kerja jangka panjang dengan asing! Contoh yang kantornya didepan rumah saya. Tak perlu saya sebutkan nama, yang jelas mereka tak terpengaruh dengan industri dan pasar Tiongkok!

    2. Tambang2 yang mati adalah yang ekspornya ke Singapura atau Korea atau bahkan jual bebas… untuk yang ini, mereka pure terpengaruh atas kenaikan harga dollar

    3. Regulasi bank yang semakin “parno”, atau katakanlah selektif dalam memilih nasabah telah mematikan usaha properti. Tidak atau belum signifikan namun tetap telah membuat nasabah berkurang. Kalau sekelas Ciputra mungkin tak terpengaruh, tetapi kelas lokal? Silakan buktikan sendiri di lapangan.

    Jadi kesimpulannya; negara ini memang sakit parah! Solusinya? Ya bubarkan! Kalau misalnya batubara dan sawit kalimantan tak dijual, mau apa itu Malaysia, singapura, korea, india, bahkan pulau jawa!

  16. Bagaikan melihat semut hitam, di atas batu hitam di malam gelap gulita…hehhehe.

    Mas alvin, sebaiknya anda belajar lebih banyak lagi, saran ini saya sampaikan juga untuk diri saya.
    Tulisan anda tidak mencerahkan tapi menyesatkan, parahnya sy perhatikan komentar2 pembaca byk yg ikut tersesat. Tapi itulah kita, indonesia yg gampang di bodohi #saverupiah

      1. Komentar Ilo itu berasal dari komentar sakit hati gak ada penjelasan ilmiah tapi berani bilang penyesatan…dirinya (Ilo) yg sdh sesat Jeng

    1. Mas. Kalau emang menurut Anda tulisan di atas menyesatkan dan telah berhasil menyesatkan para pembaca yang berkomentar, mbok ya dijelaskan sesatnya di bagian mana. Kalau Anda tau ada kesesatan tapi anda sengaja diam, bukankah itu artinya Anda mendukung upaya penyesatan yang anda tuduhkan tersebut? :3

  17. Halo Alvin,
    Saya alumni dan dosen FEUI. Sangat bangga bahwa angkatan 2011 bisa sudah bisa hasilkan analisa yang sangat tajam dan enak dibaca dengan dasar teori dan data yang kuat. Salut!
    Tulisan anda sudah saya share di FB dan berbagai WA group.
    Keep writing. Indonesia awaits you.

      1. Saya Alumni T. Sipil UGM S1 & Pernah mengecap MM, 1 Semester selesai di Unsri (gk lanjut pindah tugas kerja). Menurut pendapat (red: rasa) saya yg sangat awam dlm hal ekonomi, para akademisi & pelaku kebijakan ekonomi perlu memikirkan ilmu ekonomi beserta aplikasinya yg shifting juga. Ilmu Ekonomi kita dan penerapannya sudah dipaksa ikut arus ekonomi global yg kapitalis u memenuhi nafsu manusia pelakunya yg konsumtif gak karu2an penuh serakah. Lantas pertanyaannya : Apakah ekonomi (ilmu dan penerapan) yg lebih baik ada ? Jawab : Ada. Cth Terapannya yg terintegrasi dalam lingkup penguasa/pemerintahan ada gak ? Jawab: Yg mendekati ada. Karena mustahil bs diterapkan klu tdk dlm kerangka penguasa/pemerintah. Indonesia meniru gk ? Jawabannya: Jelas Nggak. Klu Indonesia menirunya apa ada jaminan sukses seperti yg ditiru ? Jawab: Insyaallah bisa, Indonesia punya bahannya kok (SDA). Bakal ada halangan gk ? Jawab: Pasti oleh negara penentangnya dan bahkan mereka tdk akan tanggung2 berkorban u menghalanginya; siap mengorbankan the best asset if necessary bahkan membunuh duta besarnya sendiri dll. Basic Shifting : Knowing the enemies and their strategy then make contra strategy u menghadapinya.

      2. Budi, mind your own argument before commenting on this post. Being alumni of UGM does not make you any smarter than the author in explaining economics downturn.

  18. Sangat mencerahkan
    Segala sesuatu kalo bs kita sederhanakan dan bisa diterima logika akan bisa membawa sikap kita menjadi lebih sadar bagaimana harus bersikap dalam menghadapi kondisi….
    Mantap …. ijin share

  19. Tulisan ini cukup bagus karena ada referensi dan olahan datanya.
    Sederhana dipahami dan berimbang dari banyak aspek dan pelaku kebijakan.
    Good job anak muda kreatif !
    Teruskan berkarya dan berbagi pengetahuan.

  20. Artikel yang sangat mencerahkan. trmksh.

    Sedikit catatan,
    Meng-ingat2 lagi berbagai ‘krisis’ ekonomi (dan politik) di republik tercinta ini, rasanya dampak langsung bagi masyarakat awam (yang saya yakin jumlahnya diatas 70-80 %) tidaklah begitu mengkhawatirkan.
    Mereka tetap dan masih ada dilevel bawah dan bawah sekali, yang aksesnya ke rantai ekonomi global sangatlah kecil. Krisis nilai tukar ini tidak berpengaruh signifikan. Walaupun ada ancaman PHK besar2an bagi buruh..

    Percaya deh, yang pusing, khawatir dan kena dampak krisis ini hanyalah 1% atau kurang dari seluruh rakyat Republik.

    Selamat pusing, khawatir dan deg2an para bos dan pemerintah.

    1. Faktanya org kecil yg dibawah sgt merasakan dampaknya. Phk sdh terjadi. Harga kebutuhan meningkat tajam. Apanya yg ga berpengaruhsignifikan.justru pengaruhnya luar biasa bagi kami.

      1. Komen spt inilah yg di inginkan rothchild untuk di teriakan rakyat seluruh dunia kpd pemimpinya spy pemimpinya nurut apapun perintah pemilik The Fed, dg kata lain bisa di kendalikan. The fed adalah perusahaan swasta di AS yg di miliki Rothchild, yahudi dr kazar gorgia yg mencuri identitas bani israel untuk mengklaim tanah palestina dan menditikan israel, yg menjadi bisnis partner adik prabowo, yg tlah mengendalikan semua pemerintahan di dunia yg punya hutang pd world bank termasuk AS. Yg menentukan pertumbuhan ekonomi negara negars di dunia. January kmren gp morgan, yahudi kazar juga di depak dr indonesia krn mendown grade 2 level turun ekonomi indonesia shg rupiah turun.

  21. Menarik tulisannya. Memang kita nggak bisa memungkiri bahwa kurs rupiah itu sangat rentan dengan gejolak ekonomi global. Jaman SBY dulu (pemerintahan keduanya) kita dapat eksternalitas positif atas boomingnya harga komoditas dan adanya Quantitative Easing yang membuat capital inflow di emerging market, termasuk Indonesia. Sekarang kondisinya berbalik 180 derajat. Dan sampean bener, kita sudah terlalu lama mengandalkan komoditas tambang & cpo sebagai ujung tombak ekspor kita.

    That’s why ketika Cina melakukan devaluasi yuan, kita langsung panik (tercermin dari pasar modalnya) dan beranggapan kalau ekonomi Cina benar2 susah dan nggak ada jalan lain selain devaluasi buat mendorong ekspornya. Devaluasi yuan berarti pelemahan impor mereka. Dan akhirnya berujung pada lemahnya harga komoditas karena Cina merupakan konsumen utama.

    Mengenai pemerintah, sesungguhnya saya pribadi kecewa dengan beberapa menteri Jokowi sebelumnya, terutama di bidang ekonomi yang saya lihat kurang sigap menghadapi financial contagion yang mungkin muncul akibat gejolak global. Harapannya masuknya Pak Darmin bisa memulihkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.

    Nice article btw. Good job bro.

  22. finally, satu lagi penjelasan logis yg bisa mencerahkan tentang apa yg terjadi…

    pS : ijin share… tpi ga jadi ah, ntar malah nambah2i riuh rendah timeline sosmed temen2 saia….

  23. Bagaimana sikap dan kebijakan pemerintah dalam mengelola ekonomi, bagaimana sikap swsata dalam mengelola bisnisnya dan bagaimana sikap masyarakat dalam menabung, spekulasi serta konsumerismenya akan ikut juga mempengaruhi gejolak Rupiah kita yg makin anjlok, Jadi kondisi ekonomi kita yang mekain melemah akan menyebabkan Rp, makin anjlok dgn makin menguatnya dollar terhadap semua mata uang dunia……….

    Akan sulit dilakukan karena AS memang harus memperkuat dollarnya dan menjatuhkan harga emas agar bursa AS dan ekonomi finansilnya tetap menguat, meski sektor riil makin morat marit, unemployment dan orang miskin menurut data lapangan oleh para pakar ekonomi makin meningkat meski data resmi pemerintah (biasalah) malah menunjukkan perbaikan, wkwkwk……. Jadi yg paling urgen dan darurat adalah langkah tegas utk menurunkan tingkat hutang pemerintah (utk proyek ambisius meski baik dalam jangka panjang tapi efeknya negatif saat sekarang karena Rupiah makin anjlok dan tingkat pertumbuhan ekonomi akan anjlok pula, lha dari mana hasil pajak dan non pajak mampu memenuhi APBN serta membayar cicilan dan bunga hutang agar tak default nantinya) dan swasta, menurunkan defisit, memblok import berlebihan dgn merangsang produk dalam negeri khususnya pangan, makin turunkan BBM sesuai harga global utk menekan inflasi berlebihan akibat Import Inflation, industri kita mulai menswitch bahan baku dan bahan penolong import menjadi bahan local content. Dan yang sangat penting adalah masyarakat jangan ikut bermain spekulasi dgn memborong dollar dan menghempaskan/menjual Rupiah serta mengalihkan deposito rupiah ke dollar… nah patokan inilah utk melihat seberapa jauh masyarakat, termasuk kita mempunyai rasa nasionalisme tinggi atawa tidak. Hal ini karena kalau berspekulasi seperti itu, kita hanya mendapatkan keuntungan sesaat dan sesat, sdgkan jangka panjangnya kita akan makin menderita karena Rp, makin terjungkal yg akan menyebabkan kita malah jatuh ke dalam krisis ekonomi yg berat, inflasi meningkat, tingkat konsumsi, income dan laju bisnis juga akan anjlok serta pertumbuhan ekonomi bisa sangat menurun bahkan negatif seperti pada krisis ekonomi 1997/1998.

  24. Makasih Bang ulasannya… make sense buat saya👍
    Tapi ada satu ganjalan dalam pikiran saya; mengapa ekonomi China melemah? Sejatinya ekonomi China bisa tetap menguat/stabil dengan menguatnya ekonomi US (US Dollar). Karena US merupakan pasar ekspor utama dari barang2 manufaktur China. Apakah USD yg menguat tidak disertai dengan daya beli yg tinggi di US? Apakah ekonomi US baru sebatas penguatan mata uang saja pada fase sekarang?

    1. Rate di us digosipkan mau di naikan the fed. Kalo bner terjadi, dollar beredar turun di china, krn org2 lebi pilih nabung di us drpd invest. Money market di china bakalan jatoh. Jd ke guncang bos. Moon dikoreksi kl slh

  25. mengenai kembali ke 1998 ini yang dikatakan oleh The economist: ” Plunging like it’s 1998 ”

    In response to these woes, Indonesia has fallen back on protectionism, as usual: in July it imposed import tariffs on a range of consumer goods, including coffee, cars and condoms. Despite much talk from the president, Joko Widodo, about upgrading his country’s infrastructure, little has been done. 

    He came into office nearly a year ago with great promise, but some investors have started to wonder whether he is up to the job of pushing through the reforms his country desperately needs.

    http://www.economist.com/news/finance-and-economics/21660557-rupiah-and-ringgit-plumb-depths-unseen-asian-financial

    jadi karena busines itu sedikit banyak terkait dengan rasa sentimen pemain bisnis, maka kalau investor melihat pemimpin indonesia kurang greget maka akhirnya merekapun menarik investasi dari indonesia, dan akhirnya hilang peluang untuk meningkatkan nilai rupiah…

  26. Ekonomi China memang bisa melemah karena AS dan Eropa sebagai pangsa pasar terbesar sebenarnya telah makin anjlok ekonominya oleh karena resesi yg terus melanda serta kondisi hutang yang terus membesar dimana sebenarnya AS seharusnya telah bengkrut karena hutangnya telah melebihi PDBnya. Sedangkan Jepang meski hutangnya 2 kali PDBnya, tetapi investor yg membeli surat hutangnya adalah orang Jepang sendiri shg tak mungkinlah bangsa Jepang mau membangkrutkan negaranya sendiri. Dan berbeda dgn AS dan Eropa dimana berhutang pada sebagian investor di seluruh dunia, termasuk China (sekitar US$ 1 Trilyun) juga Rusia dan negara the BRICS lainnya serta banyak negara lainnya. Sebenarnya bukan melemah, tapi ada penurunan tingkat pertumbuhannya karena pengaruh resesi AS dan Eropa, shg banyak produk China tak bisa lagi dikonsumsi sebesar sebelum AS dan Eropa jatuh ke dalam resesi. Jadi menurut saya persepsi melemah jika dilihat dari data prosentasenya sebenarnya hanyalah penurunan biasa. Layakny siang dan malam harus berganti secara dinamis sbg alunan fluktuasi dan dinamika sebuah negara. Dan saat China mulai mendevaluasi Yuan, efeknya sangat kuat mempengaruhi ekonomi global karena China sekarang dianggap sebagai motor utama ekonomi dunia dan bukan lagi AS. Kepentingan China melakukan devaluasi adalah untuk mempertahankan laju ekonominya dan tidak makin menurun. Dan sayangnya China mulai terlena dengan membuka pasar finansilnya untuk menjadi ajang spekulasi massif global, shg makin gencarlah dana hot money, khususnya dana QE (yang seharusnya dipakai oleh perbankan AS memperbaiki sektor riil dalam proses intermediasinya ke sektor riil untuk menguatkan ekonomi riilnya, tapi justru masuk ke pasar global untuk berspekulasi, khususnya emerging market seperti China, Rusia, Brazil, Indonesia, Malaysia, dll) yang membuat kondisi bursa saham dan pasar obligasi meroket tajam yg sebenarnya telah membentuk Bubble Economy. Dan ironisnya lagi pemerintah di pasar emerging market justru dengan pedenya melihat bahwa dengan makin meroketnya pasar saham, menguatnya nilai mata uangnya serta cadangan devisa makin besar menunjukkan bahwa trend negaranya mempunyai pertumbuhan ekonomi yg meningkat pesat dan anehnya semua rame-2 berhutang ke LN dengan denominasi dollar dan mata uang kuat dunia lainnta. Padahal efeknya hanya pada pasar finansil, tapi tak terlalu berefek pada pasar ektor riilnya. Nah saat dollar menguat tajam oleh adanya currency wars, khususnya oleh AS+Eropa+Jepang melawan negara-2 the BRICS, maka terjadilah saling tarik menarik antara kedua kubu ini, Dimana negara-2 barat ingin mempertahankan dollar sbg mata uang global dan terus menjual (big shorselling gold) dengan the BRICS yang mulai membuang dollar dalam setiap transaksi bisnis (khususnya antara China dan Rusia) serta terus menumpuk emas sebagai cadangan untuk membuat sebuah revolusi dalam dunia finansil agar tak hanya memakai dollar (petro dollar, padahal Arab Saudi malah makin mendekat ke Rusia dan China shg alat leverage dollar dgn minyak Arab Saudi akan sulit dan mulai mengembangkan proyek Shale Oil and Gas di AS utk menggantikan Arab Saudi, Rusia, Iran, Venezuela sebagai produsen minyak dan gas terbesar di dunia) sbg alat pembayaran utama internasional (bipolar), tapi juga mata uang negara lain, khususnya the BRICS yg mulai meroket (multipolar) dan akhirnya AS dan Eropa mulai melancarkan proxy war di Timteng (Arab Spring, sekaligus menumbangkan Khadafi Lybia dan pemimpin negara Arab lainnya yang mulai ngeyel dan menolak kerja sama, termasuk di Suriah, Ukraina, Macedonia dan Armenia).
    Kembali ke AS memang dengan menguatnya dollar berarti akan membuat peluang produk China makin gencar masuk ke AS, tapi karena resesi berkepanjangan justru membuat makin banyak warga AS makin miskin, khususnya middle class sebagai tulang punggung ekonomi juga ikut jatuh menjadi miskin, so jumlah orang miskin di AS makin besar dan telah mencapai 100 juta orang lebih (meski catatan resmi AS hanyak 42 juta untuk dimasukkan dalam program jaminan sosial, food stamp, subsidi lainnya serta Obamacare). Walhasil, siapa yang bisa membeli semua produk China yang masuk ke AS, apa hanya segelintir oligarkhi orang super kaya AS, termasuk di Wall Street dan profesional dan CEO perusahaan besar AS, ya paling juga cuman 10-20 juta saja, sdgkan lainnya malah lakukan pengetatan ikat pinggang karena makin lesunya ekonomi riil, tingkat income middle class yg tersisa mengecil serta lower employmentnya hanya di gaji di bawah 50 % dengan jam kerja yang makin pendek, sehingga tak ada lagi kerja lembur seperti dulu. Dengan demikian penguatan dollar AS untuk menjadi peluang makin besarnya import produk AS otomatis akan berkurang secara signifikan, shg China mau lakukan devaluasi agar produk China makin murah ke AS dan dapat terjangkau kantong konsumen middle dan lower class di AS, termasuk di Eropa. Sedangkan terjadinya gejolak bursa saham China yang anjlok tajam, sebenarnya akibat currency war yang merembet ke pasar saham akibat memang kondisi bubble economy yang memang seharusnya diperlambat secara rasional yang mencerminkan sehatnya pertumbuhan sebuah pasar untuk tidak naik meroket secara cepat dan akhirnya hukum alam gravitasi akan menariknya turun kembali dan kempeslah buih-2 gas di pasar sahamnya oleh keluarnya dana hot money QE dari AS dan akhirnya juga China mulai mendumping/menjual murah T-bills AS yang dipegang/dibeli oleh China. Jadi sesuai hukum alam, don’t climb the mountain but hike the hill agar power, ausdauer dan stamina ekonomi anda tetap bugar, fit dan langgeng pertumbuhannya dan tidak menjadi korban dari hukum alamnya sendiri.

  27. 1.kurangi impor .berdayakam ptoduksi dalam negeri
    2.kalau bisa berdikari jangan tergantung .ssma luar nrgrti
    3.tingkatkan ekspor ke negara lain yg tidak berdampak pada perekonomian kita
    4.kursngi penggunaan dollaar.banyak caranya.
    5.jangan konsumtif .dgn barang2 impor pakaai brg lokal yg tdk kalah mutu dan kwalotasnya.
    MERDEKAAAaa.

  28. sudah saat nya pemerintah NKRI untuk melindungi SDM,,,bnyk kok di negara kita ini yg pintar yg bisa mendatangkan pendapatan devisa negara..dan jgn mau di rekrut oleh org asing….jadi negara kita ini bisa tdk tergantung terhadap produk komoditas.

  29. Tulisan yg bagus, namun masih kurang dgn nota kebodohan pemerintah yg turun temurun-yg a.l. politik dalam negeri yg terlalu dikuasai partai2 yg ambisinya sangat potensial dlm kekuasaan untuk korupsi. artinya pemberantasan korupsi belum berhasiol- dan kita lupa dgn berbuat jujur dlm menjalankan anggaran akan memberkuat mata uang sendiri()Rp.)-Tidak adanya program yg terus menerus unutkmemperkuat daya saing produk dlm negeri, bahkan garam saja sdh diimport., juga cabe dan beras yg sangat kelihatan kasat mata.–

  30. Simpel dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, terimakasih atas penjelasannya.

    Khusus point ini -> “Anda bisa bayangkan cacat bawaan Indonesia, yaitu industri yang diproteksi dari persaingan dengan pihak asing”

    Meski benar namun saya kurang setuju, karena industri baru tidak bisa digeneralisasikan bukan? karena memang ada beberapa industri yang perlu fase inkubasi, meski industri tersebut saat ini belum besar, namun mereka berpotensi besar dan menjadi bagian utama penyokong ekonomi negara di masa mendatang, peran pemerintah adalah mendampingi dan mengontrol progress target kesiapannya hingga mereka siap di lepas pada pasar industri yang sebenarnya. Bisa dianalogikan telur ayam yang harus tetap berada di cangkang sebelum cukup mampu beradaptasi dengan kehidupan nyata 🙂

  31. trus tulisan diatas point nya apa ? masih gagal paham saya…yang jelas memang indonesia belum bisa berdaulat dan berdiri diatas kaki sendiri…semua sektor banyak mafia dan kebocoran…itu yang bikin rupiah lemah….ini semua terjadi kenapa krn indonesia gak kuat perokonomiannya…gak stabil…ini tanggung jawab siapa…ya pemerintah…lah trus kerjanya pemerintah apa ? apa yg sudah dilakukan ? nothing…

    1. Mas mending bikin negara sendiri, presidennya mas, rakyatnya mas, menterinya mas deh kalau ga mau terbuka pikirannya. Hal pertama, terima dulu kalo prabowo kalah. Hal kedua, kalo gagal paham, berarti mas kurang baca, kebanyakan negatif thinking, karena kesulut emosi duluan prabowo kalah dan jadi jokowi haters. Dari 71 komen diatas, cuman mas yang gagal paham dan cuman bilang pemerintah do nothing tapi ga ada argumen. Komen mas isinya hanya judgmental, terlalu ketara, mas tidak lain dan tidak bukan kalangan gagal move on dari prabowo kalah. Atau menurut mas 70 orang lainnya salah dan mas sendiri yang benar? Saat nya bikin negara sendiri ya.

      1. @Nugroho Seno… kena omel kan loe? makanya kalau ngomong itu memberikan Solusi bukan menjudge orang atau pemerintah… Solusi dan Saranmu apa untuk negara ini? Bagaimana caranya agar tidak terpuruk akibat “Si Dollar” ini? Hehhehehee…..

    2. Dear Mas Nugroho Seno,

      Logika dan cara berpikir Anda masih dangkal mas. Mending jangan baca blog ini. Belajar dulu baru bacot kakanda. 🙂

  32. Mas mending bikin negara sendiri, presidennya mas, rakyatnya mas, menterinya mas deh kalau ga mau terbuka pikirannya. Hal pertama, terima dulu kalo prabowo kalah. Hal kedua, kalo gagal paham, berarti mas kurang baca, kebanyakan negatif thinking, karena kesulut emosi duluan prabowo kalah dan jadi jokowi haters. Dari 71 komen diatas, cuman mas yang gagal paham dan cuman bilang pemerintah do nothing tapi ga ada argumen. Komen mas isinya hanya judgmental, terlalu ketara, mas tidak lain dan tidak bukan kalangan gagal move on dari prabowo kalah. Atau menurut mas 70 orang lainnya salah dan mas sendiri yang benar? Saat nya bikin negara sendiri ya.

    1. Good job Alvin
      Bravo Antibigot
      Negara ini sudah dipenuhi dengan otak dan pola pikir dangkal dari orang – orang kalah yang tidak melihat ke arah solusi ( think outside the box ) malah lebih berkubang dan fokus ke masalah ( isu negatif, fitnah dll ) so jangan salah kalo tambah melarat

      Overall awesome and powerfull to Alvin karena by this article bisa menyentuh ke masyarakat awam sehingga bisa berbuat sesuatu secara positif dan tidak panik namun bagaimana caranya bisa kearah perbaikan bersama – sama dengan pemerintah

  33. Cukup bagus artikel ini dan cocok di share kan ke khalayakramai khususnya orang “Pintar”yg banyak berkoar2 akhir2 ini. Pintar komentar dan asal ngomong aja lagaknya profesor. Sy sangat setuju dengan bahasa teman ygmenyatakan mari kita berdoa utk bangsa kita. Sy yakin Pemerintah sangat pusing mikirin masalah ekonomi ini dan sudah pasti tdk menginginkan hal ini terjadi. Hanya saja Pemerintah sulit bekerja krn pengaruh partai (mafia yg bernaung dipartai)yg membayang-banyangi setiap kebijakan yg akan diambil Pemerintah. Apakah orang “pintar”tau hal itu?. Kalau tau apa yg anda bisa lakukan?. 5 pun gelar profesor ekonomi pemimpin di indonesia ini kalau orang2 partainya msh seperti sekarang, sulit majunya negara kita ini. Jadi menurut sy, yglayak kita lakukan ialah merapatkn barisan utk mendukung Pemerintah utk memberantas mafia2 yg ada di segala sektor di Indonesia. serta satu hal yg perlu kita ingat bahwa setiap perubahan pasti berdampak, apalagi perubahan ke arah yg lebih baik/bersih pasti banyak yg tdk senang dan tdk menginginkan perubahan itu terjadi. BERANTAS HABIS MAFIA DI INDONESIA SERTA KORUPTOR DAN ANTEK2NYA.

  34. Terima kasih atas kuliahnya bung Alvin. Boleh minta referensi dimana saya bisa baca2 mengenai ekonomi makro? Bagaimana ekonomi makro bekerja, bagaimana neraca perdagangan berhubungan dengan nilai mata uang, dan lain2.

  35. Saya setuju dengan ulasan mas Alvin. Tapi soal proteksi terhadap industri kecil dan rumahan, itu perlu. Karena mereka yang tidak terpengaruh pada krisis. Bahkan mereka bisa berinovasi untuk mensiasati naiknya harga bahan baku (contohnya pangan). Karena itu impor pangan tidak melulu jadi prioritas, kecuali dalam keadaan mendesak (menjelang hari raya). Berdayakan dan bangun industri pangan dalam negeri dengan tujuan memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu, baru ekspor. Untuk industri besar, pemerintah Jokowi sedang membangun infrastruktur, termasuk listrik, pelabuhan, bandara, rel kereta api, waduk, harapannya investasi asing bisa makin menuju kesini.
    Dan kebiasaan BUMN dan swasta untuk membayar utang dan transaksi memakai dolar AS sebisa mungkin dikurangi, pakai valas yang lain, atau malah bayar pakai rupiah?!?
    Quo vadis redenonimasi rupiah?!? Bisa diwujudkankah itu oleh Darmin Nasution?
    Masalah negara ini adalah masalah lama yang terus dibiarkan oleh pemerintah lama, dan menjadi beban berat kabinet Jokowi. Kita hanya bisa berharap, semoga kabinet Jokowi bisa mengatasi beban berat ini.

  36. Bagus penjelasannya, bukan cuma sederhana, tapi banyak analogi, bagus buat cairin pasar, mengingat pasar skg mayoritas anak muda. Msh kurang ekonom logis di Indo…

  37. Nice writing..good job, bro…o ya, prhal pertnyaan relevansi pnurunan pnawaran barang maka hrga akan naik..
    Dlm konteks tulisan ini sudah benar..di sini kts mmandang bhwa keseimbngan adlah hasil dri mkanisme pasar yg bekerja dri interaksi supply dgn demand.
    Jika trjadi shock (guncangan) external/internal thd supply, dlm contoh laen sektor riil (pasar batang), misal gagal panen, smntra demand diasumsikan tidak berubah, mka tentu trjadi klgkaan brg di pasar..shg hrga akan terkerek naik..
    Demikian

  38. Nice writing..good job, bro…o ya, prhal pertnyaan relevansi pnurunan pnawaran barang maka hrga akan naik..
    Dlm konteks tulisan, statement ini sudah benar tpi krg lgkap..di sini kta hrus mmandang bhwa keseimbngan adlah hasil dri mkanisme pasar yg bekerja dri interaksi supply dgn demand.
    Jika trjadi shock (guncangan) external/internal thd supply, dlm contoh laen sektor riil (pasar batang), misal gagal panen, smntra demand diASUMSIkan tidak berubah, dgn kata laen, brg tsbt justru tetap dicari knsumen, tentu trjadi klgkaan brg di pasar..shg hrga akan terkerek naik..
    Contoh paling anyar, daging sapi..he..he
    Demikian

  39. Terima kasih banyak sudah mau berbagi,,, bisa minta alamat line, Whatsapp, atau nomor kontak pribadi,,,teman2 diskusi saya yg mengerti masalah ekonomi hampir tdak ada…

  40. Simple dan cukup mengena.
    Benar sekali proteksi usaha kecil cenderung memberi efek manja terutama pada masa pasca reformasi dimana hampir tiap ketidakpuasan bisa se”merdeka”nya diutarakan.
    Dan walau memang beberapa ide kreatif perlu inkubasi, tapi bila sedari awal sudah minta proteksi ibarat kata “baru lahir udah ngaku ganteng, jenius dan penyelamat dunia”.
    Artikel ini secara awam saya terjemahkan :
    Amerika pembeli terbesar dunia tapi ga punya duit banyak, akhirnya duitnya dibuat seolah sangat berharga nilainya. China sebagai penjual terbesar nurunin harga. Negara lain yang bingung…. Jual ke China cm dapet Yuan murah, jual ke Anerika mintanya barabg jadi…

  41. Easy to understand, saya sebagai orang awam sekarang jadi mengerti, meskipun mungkin tidak berpengaruh tapi setidaknya tidak memperburuk. Terima kasih atas penjelasannya, izin share ya….

    1. bro, disini semuanya ga ada yang membela2 atau menjatuh2kan.. disini kita menambah wawasan dari fenomena yang terjadi belakangan. apa penyebabnya, dan kalau bisa didiskusikan juga apa yang bisa kita lakukan untuk membantu Indonesia sedikit bangkit dari fenomena ini.

      sekarang kalau ente tiba2 menghina orang2 disini, anda kelihatan sekali sebagai hater yang tidak mau membuka mata terhadap sudut pandang lainnya yang mungkin (mungkin ini mah) terkesan memberi pembelaan ke pemerintah.

      hater atau lover sama aja. bukan solusi sama sekali. mereka buta mata. hanya mau makan informasi yang menyenangkan buat mereka, dan menolak sudut pandang lainnya.

      mari kita buka mata, objektif, dan bertindak positif konstruktif demi Indonesia. bukan demi orang2 yang kita dukung.

    2. Ealah le le come on, lets move on dewasalah sedikit…….., kalau anda memang mencintai indonesia, cobalah berkontribusi, jangan mencoba untuk membikin emosi. Salah satu hal yang paling mudah adalah dengan berkontribusi memberikan ide, saran, kritik yang membangun, kalau anda memang tidak menyukai dengan artikel diatas, berarti anda tidak baca!!!. Kosongkan kebencian, dan luangkanlah sedikit waktu untuk membaca, memahami atau kalau perlu cari komparasi,,, kalau perlu sanggah artikel/opini diatas dengan jawaban yang logik dan realistik…

    3. you guys are wasting your time taking this comment too seriously. he/she must be a stupid moron struggling his/her life because of rupiah’s depreciation

  42. ada gak kaitan merosyotnya ekonomi kita dgn gaya hidup kalangan menengah yang hedon, gengsi tinggi dan malu hidup sederhana?

  43. quantitative easing thn 2003 itu us$ nya masuk ke obligasi2 pemerintah luar negeri dgn berbagai tempo pengembalian. Jika obligasi terlama 20 thn, sampai 20thn itulah amerika akan menarik kembali dollarnya dan selama itu pula masyarakat dunia berebut $. Default atau kebangkrutan pasti dialami sebagian negara karena bunga yg ditambahkan dalam hutang tidak pernah dicetak fisiknya. Seberapa besar kapasitas bunga yg harus dibayarkan ini? Einstein bilang “sangat dahsyat” coumpounding interest yg tercipta dari system fractional reserves banking adalah kekuatan yg sangat besar di dunia ini.
    ingat…pertumbuhan ekonomi itu artinya inflasi karena semua pertumbuhan itu didanai hutang!!!…..inflated or die, itulah system ekonomi dunia saat ini.
    jgn bebankan akibat hutang2 mereka pada rakyat miskin untuk ikut menanggung inflasi….siklus ini akan berlangsung 9 tahun lagi…bukan setahun 2 tahun kedepan akan berhenti…..kasiaannn…

  44. banyak yang mungkin nggak tau tetapi pembubaran petral juga menjadi salah satu faktor melemahnya rupiah, karena kalo di ketahui kebutuhan minyak nasional adalah 2,5jt barel sedangkan indonesia hanya bisa menyediakan rata rata 1,5jt barrel perhari jadi kita selalu mengimpor 1jt barrel perhari. dulu petral adalah perusahaan yang mengimpor ini tetapi di bubarkan karena alesan nggak jelas padahal petral dulu adalah salah satu big 7 trading company di singapur sehingga pemerintah singapura mendalang kurs rupiah dollar sebesar 5,1 MILLIAR DOLLAR AMERIKA PERTRANSAKSI, yang dimana hal ini akan membuat nilai rupiah tidak jatuh setiap melakukan transaksi di bawah 3-4milliar dollar. petral adalah trading company nomor 3 di singapur dari segi perputaran duit dan tingkat bersihnya internal perusahaan(singkat kata nggak ada KKN ato sejenisnya terjadi), DLL dan petral sama pemerintah di bubarkan sehingga pertamina bersama DPR lah yang melakukan trading yang jelas jelas kita tahu DPR kerjanya cuma cari duit dan presiden kita satu ini malah mendukungnya , jadi rupiah melemah itu kebanyakan besar faktor internal politik indonesia yang makin busuk. bagi bilang alasan pembubaran petral masuk akal hampir semua ekonom dunia nggak ngerti ampe semua mantan direktur pertamina hanya bisa miris lihat ini. gimana mungkin perusahaan trading no.3 terbaik di singapur di tutup karena alesan sangat sepele. yang alasanya untuk menghemat biaya wkwkwkwk

    1. You failed to provide the facts here. Because I spoke with the one of Pertamina’s chief. They did welcome Petral erased. But the new problem is the ISC.

  45. Ulasan yang jrlas,padat dan mudah di mengerti.Sekaligus menambah wawasan saya.Terimakasih ka….

  46. Makasih Pak atas penjelasannya. Apakah kita bisa mengetahui (setidaknya secara kasar) berapa besar kontribusi masing2 faktor terhadap lemahnya nilai Rupiah? Misalnya dari 100%, sekitar 20% karena ekonomi US, 10% karena devaluasi mata uang Cina, sekian persen karena ketidakberdayaan pemerintah, dan sisanya faktor2 lainnya.

  47. maaf p, ada pepatah mngatakan”banyak jlan mnuju roma” , hidup ini banyak pilihan, tidak terlepas dari keputusan dan resiko, keputusan apa yg diambil dan resiko apa yg didapt

  48. Jadi penyebabnya karena gajah yang akan masuk kolam (Amerika akan menaikkan harga uangnya).
    Pertanyaannya mengapa gajah ingin masuk kolam?

  49. superb article. salam makara abu-abu!!

    saya cuma menyayangkan (well bukan menyalahkan loh ya.. hehehe) kebiasaan pemerintah kita yang senang mengambil kebijakan reaktif.
    quantitative easing kemudian tapering off kemudian menaikkan suku bunga the fed bukan wacana baru dan bisa diprediksi dari awal. pastinya ketika uang yang beredar ditambah besar-besaran, pasti suatu saat akan dihentikan dan akan dikurangi. logika dasar. tapi dengan iklim hukum seperti saat ini, bisa-bisa bikin kebijakan preventif dengan niat menyelamatkan malah disudutkan (lalu inget kasus century).

    yang pasti apa yang terjadi sekarang memang akumulasi. kita terlena dengan pertumbuhan yang relatif baik pada 2008-an. masalah industrialisasi indonesia, sudah jadi masalah sejak entah kapan tapi rasanya belum cukup punya gema politis yang besar jadi terkesan dikesampingkan. sepakat, bukan menyalahkan siapapun. kita harus cari solusi.

    mengutip cerita salah satu teman tentang pesan petinggi regulator perbankan, apa yang kita rasakan sekarang sebagai kelas menengah (tentang ekonomi dunia melemah, rupiah melemah, permintaan jatuh, IHSG anjlok) tidak sebanding dengan apa yang dirasakan masyarakat kelas bawah. mereka mungkin tidak bisa paham apa yang terjadi (atau malah tidak peduli), tapi yang mereka tau, semua harga menjadi lebih mahal belakangan ini dan hidup rasanya semakin berat karena bahan pokok semakin mahal. apa yang bisa kita lakukan? membantu kelas bawah dan berhenti baca lalu menyebarkan artikel menyudutkan bikin pesimis.

    this too shall pass. every cloud has its silver lining. semangaat indonesia!!

  50. Halo Bung Alvin,

    Tulisan yang sangat sederhana dan lugas! Saya sangat salut dengan cara Anda menulis.

    Saya tidak terlalu paham perkara ekonomi secara spesifik sehingga saya tidak akan berkomentar tentang substansi ekonomi (dengan teori dan kebenarannya) dalam tulisan Anda. Tapi saya jauh lebih tertarik dengan ulasan pada akhir tulisan Anda yang berisi sbb:

    “Namun demikian, kalau kita tidak tahu apa yang menyebabkan Rupiah melemah dan langsung loncat ke dalam aksi saling tuduh, kita sama sekali tidak membantu memulihkan kondisi perekonomian.”

    Saya secara pribadi berterima kasih Anda telah mengingatkan saya dan orang-orang lain untuk tetap berpikir, bertindak, dan bersikap positif-konstruktif dalam kondisi yang agaknya cukup kacau sekarang ini.

    Terlepas pengetahuan dan pemahaman kita (yang seringkali terbatas) terhadap suatu fenomena, sikap positif-konstruktif inilah yang seharusnya dikedepankan dalam menghadapi segala masalah. Saya yakin: tidak semua orang dapat memahami suatu femonena dan permasalahannya (serta tidak semua kajian dapat memberikan sebuah penjelasan yang komprehensif dan menyeluruh terhadap fenomena), tetapi setidaknya setiap orang dapat BERUSAHA BERSIKAP POSITIF-KONSTRUKTIF dalam menyikapi suatu fenomena.

    Izin untuk membagikan tulisan Anda. Sekali lagi terima kasih!

    Tabik!

    SPA

    1. Setuju…. sangat setuju, namun salah satu landasan terbaik untuk melakukan pembuktian adalah dengan teori, kemudian dipraktekkan, kemudian ada result…. sayangnya terkadang kita memungkiri jika hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

  51. Maaf mas alvin. Saya cuma org awam. Salah satu penyebabnya rupiah melemah karena amerika pintar menaikan suku bungannya ato gimana? Mengapa bisa begitu? Jd amerika bisa sesuka hati menguatkan nilai dolar begitu mas? Tolong pencerahannya

    1. Sekitar tahun 2008, Amerika terkena krisis yang cukup parah, maka mereka -lewat the Fed (bank sentral AS, BI-nya US)- keluarkan kebijakan Quantitative easing (bisa di googling), gampangnya, amrik mendorong peredaran dollar untuk menciptakan produktifitas dan arus investasi agar perekonomiannya membaik. Dampaknya waktu itu dollar banyak beredar, nilainya turun, dan rupiah menguat. Sampe (kalo gasalah) awal 2014 (udah mulai beredar rumor) kalo The Fed mau mengentikan kebijakan ini. Kenapa? karena dirasa perekonomian AS udah mulai pulih, jadi buat meningkatkan lagi ‘harga’ uangnya (di kutip juga di tulisan bung alvin diatas) buat bikin ekonomi negaranya balik jadi lebih kompetitif, The Fed mulai narik uangnya dari seluruh dunia.

  52. Izin Share mas Alvin. Semoga dapat menjadi pencerahan bagi orang-orang yang kurang paham seperti saya. Thanks atas tulisan yang bermanfaat ini.

  53. Kurang setuju yg menyatakan Pertamina rugi karena di turunin ke Rp 7.400/liter masih inget betul posisi maret 2015 pak Bambang keseleo ngomong di media bahwa ada margin keuntungan yg di dapat pertamina hmmmmm

  54. Alumni Tahun 1997 – 2000 dari 3 IPA Lima SMAN 10 Padang.
    Marilah Bangsa Indonesia segera sangat serius menjalankan ibadah kapan pun , dimana pun, situasi apapun dalam setiap waktu untuk berusaha dan beriman dengan mendengar dan melakukan serta mengikuti firman Tuhan Allah SWT berfirman, “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah,” (QS. Taha: 6) agar bahagia selalu di dunia maupun di akhirat kelak.

      1. Alumni Tahun 1997 – 2000 dari 3 IPA Lima SMAN 10 Padang Propinsi Sumatera Barat
        Marilah Bangsa Indonesia segera sangat serius menjalankan ibadah kapan pun , dimana pun, situasi apapun dalam setiap waktu untuk berusaha dan beriman dengan mendengar dan melakukan serta mengikuti firman Tuhan Allah SWT berfirman, “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah,” (QS. Taha: 6) agar bahagia selalu di dunia maupun di akhirat kelak.

        Rupiah kepunyaan manusia dan segala macam mata uang hasil buatan manusia. Kepunyaan Allah adalah dari bumi sampai tanah yang menggunakan firmanNya sebagai bukti KeagunganNya dan kita wajib beriman dengan segala ujian maupun cobaannya. Pelemahan rupiah terhadap Dollar USA karena hasil dari keimanan para pejabat pemerintah yang rendah dan miskin wibawa serta malas merawat kepunyaan Allah yang diamanahkan kepada anak cucu Adam . Semoga anda paham dan mengerti penjelasan dari artikel dengan ayat suci tadi .
        terima kasih

      2. Uda, Iqbal masya Allah betapa malunya SMA 10 Padang memiliki alumni yg bego seperti Anda. Di negeri ini memang tidak dilarang untuk memiliki kedunguan, tapi tolonglah uda ini forum akademik.

  55. Alumni Tahun 1997 – 2000 dari 3 IPA Lima SMAN 10 Padang.
    Marilah Bangsa Indonesia segera sangat serius menjalankan ibadah kapan pun , dimana pun, situasi apapun dalam setiap waktu untuk berusaha dan beriman dengan mendengar dan melakukan serta mengikuti firman Tuhan Allah SWT berfirman, “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah,” (QS. Taha: 6) agar bahagia selalu di dunia maupun di akhirat kelak.

      1. Rupiah kepunyaan manusia dan segala macam mata uang hasil buatan manusia. Kepunyaan Allah adalah dari bumi sampai tanah yang menggunakan firmanNya sebagai bukti KeagunganNya dan kita wajib beriman dengan segala ujian maupun cobaannya. Pelemahan rupiah terhadap Dollar USA karena hasil dari keimanan para pejabat pemerintah yang rendah dan miskin wibawa serta malas merawat kepunyaan Allah yang diamanahkan kepada anak cucu Adam . Semoga anda paham dan mengerti penjelasan dari artikel dengan ayat suci tadi . terima kasih

      2. jadi kalau Dolar AS menguat, karena pejabat pemerintah Amerika banyak yang beriman? Begitukah?

      3. jadi kalau Dolar AS menguat, karena pejabat pemerintah Amerika banyak yang beriman ? Begitukah ?

        Ya memang benar banyak para pejabat Amerika Serikat lebih beriman kepada isi kitab suci al Qur an meskipun malas masuk Islam dan mengakui kerasulan Muhammad bahkan membenci dan menghina sejarah Rasul Muhammad dari Suku Qurays maupun semua sahabat yang dicintai Rasul Muhammad tapi zaman Rasul Muhammad bin Abdullah saat memerintah beliau sudah berpesan dari wasiatnya adalah selalu berpegang teguh kepada prinsip-prinsip Kitab Suci Al Qur an dan As Sunnah serta mengamalkan dengan penuh keseriusan dan jangan malas merawat semua kepunyaal Allah di muka bumi karena Pemilik Alam Semesta berasal dari Tuhan Allah SWT kepada Makhluk Berakal yaitu manusia kita yang sudah diciptkan dari Rasul Adam as sampai hancurnya dunia dengan kiamat besar.

  56. Alumni Tahun 1997 – 2000 dari 3 IPA Lima SMAN 10 Padang Propinsi Sumatera Barat
    Marilah Bangsa Indonesia segera sangat serius menjalankan ibadah kapan pun , dimana pun, situasi apapun dalam setiap waktu untuk berusaha dan beriman dengan mendengar dan melakukan serta mengikuti firman Tuhan Allah SWT berfirman, “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah,” (QS. Taha: 6) agar bahagia selalu di dunia maupun di akhirat kelak.

    1. FIRST RULE: The more you comment on this post, the more you look like an asshole. So, please just delete your comment.

      SECOND RULE: Don’t attach that Alumni Tahun 1997 – 2000 blablabla. People don’t give a shit about where you came from. It even proves that alumni of SMAN 10 Padang are stupid as fuck.

      So, please. Get the fuck off

  57. Krisis ekonomi sekarang ini tidak bisa hanya dilihat dari ilmu ekonomi , apalagi yg bersifat global seperti ini gak bakal menjawab karena yang diperlukan adalah pemahaman geopolitik dunia. Runtuhnya dominasi Amerika termasuk runtuhnya US$ sebagai mata uang dunia dan diganti mata uang digital, semuanya sudah direncanakan puluhan tahun lalu. itulah kenapa para analis barat sudah bisa memprediksi sejak beberapa tahun lalu bahwa 2015 adalah ambruknya ekonomi Amerika. Siap2 aja ini baru awal, Kita akan mengalami krisis ekonomi panjang.

    Gerald celente sudah memprediksi 6 tahun lalu, lihat video yg dibuat 6 bulan lalu :

  58. trima kasih artikelnya, sangat membantu untuk memahami peta ekonomi saat ini bagi orang awam seperti saya.

    bpk iqbalmjd, saya sepakat dg ayat yg anda kutip bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, oleh karena itu saya tidak sepakat ketika anda mengatakan bahwa “rupiah adlh milik manusia dan segala mata uang adl buatan manusia”. menurut saya rupiah maupun mata uang lain adl milik Allah yg di ciptakan mlalui karya manusia untuk kpentingan mreka. bukankah segala sesuatu yg ada di dunia ini merupakan fasilitas dri Tuhan untuk manusia?? oleh karena itu Tuhan menganugrahkan akal pada manusia agar dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan bijaksana. bukankah ayat “afala ta’qilun” di sebutkan berkali2 dlm qur’an???

    segala sesuatu ada ilmunya termasuk di sini menyikapi masalah ekonomi tentunya menggunakan ilmu ekonomi, menurut saya sebuah kedzoliman (menempatkan sesuatu tdk pada tempatnya) ketika menghadapi masalah ekonomi dg iman. mungkin mnurut anda orang lapar bisa kenyang sendiri cukup dg iman.

    maaf bukan bermaksud menggurui, marilah memanfaatkn anugrah Tuhan ini dg berfikir.

    1. Good response mas. Saya kok sampe terkekeh-kekeh bacanya. Di jaman seperti ini ternyata masih ada ya orang yang berpikiran sempit seperti itu.

  59. bang, gua bukan orang ekonomi. Gua mau nanya nih, tadi dikatalan bahwa ini diakibatkan karena federal reserve menaikkan suku bunga. Nah atas dasar apa federal reserve itu naikkin suku bunga? apakah itu politik mereka atau ada pertimvangan dalam naiikin suku bunga? makasih bang, mohon penjelasannya.

  60. Bagus TAPI…1998 rupiah melemah apa kita ga nyari alasan sperti ini? knapa langsung nyalahin Soeharto sampe skrg??? Knpa skarang Rupiah melemah ga nyalahin Presidennya??? Mau alasan apapun Presidennya tetap yg harus brtanggung jawab, Habibie bisa nurunin dr 14rb jd 6rb, SBY 2008 bisa menstabilkan ekonomi waktu krisis ekonomi Global dng kebijakannya. Klo ga bisa mnstabilkan lebih baik mundur dripada jd lebih buruk! PHK aja udah lebih dr 100rb org, pekerja malah impor dr Tiongkok. Prettt ah..

    1. @ Yuri: Jadi apa menurut Anda pemerintah sekarang tidak bertanggung jawab? Kesan yang saya tangkap, satu2nya pertanggung jawaban pemerintah yang memuaskan anda adalah mundurnya presiden. Tapi apakah dengan mundurnya presiden persoalannya selesai? Kalo anda ga mencoba memahami situasi, dalam arti mengapa ini semua terjadi, dan memahami langkah2 yang sudah diambil pemerintah, kita hanya akan terjebak dengan solusi jangka pendek, yaitu mengganti presiden. Maksud saya disini adalah, karena ini semua berhubungan dengan ilmu ekonomi, jika anda bisa membuktikan secara ilmiah (dari ilmu ekonomi) bahwa apa yang dilakukan pemerintah itu tidak tepat, maka kemukakanlah! Kalo anda merasa ilmu anda tidak cukup untuk memahami ini, maka cari tau dan belajarlah.

  61. Bung Alvin, artikelnya sangat mencerahkan.. Tetapi terasa hambar karena tidak menjelaskan mengapa bank sentral Amerika harus menaikkan suku bunga?
    Mohon dijelaskan

  62. wahhh.. makasih bgt artikelnya. saya tercerahkan.
    baru paham asal-usul nilai tukar mata uang bisa naik-turun. baru ngeh juga alasan kenapa pernah tukar rupiah di US bisa lebih murah daripada waktu di Indonesia.
    ijin share, mau bagi-bagi sama temen2 yg senggak-ngerti saya 🙂

  63. artikelnya bagus, pertanyaan selamjutnya adalah “apakah kita baru sekali ini mengalami krisis begini,,?”, kalau lihat sejarah dr tahun 1998 sampai skrg ekonomi dunia kurang gonjang ganjing gimana lagi, toh tetap kita bisa survive dgn kebijakan yg tepat, siapa yg bisa memperbaiki kondisi ini takblin adalah hidupnya sektor riil, sejarah mencatat pada 1998 ketika konglimerasi indonesia kolaps, sektir ukm tetap bertahan dan menguat,, kenapa,,? karena kebijakan pemerintah yg pro rakyat,, lalu sudah Anda evaluasi belum kebijakan apa yg saat ini pro rakyat,,,? brapa banyak kebijakan yg memberikan kemudahan bagi sektor riil untuk bangkit,,?, jangan bagi2 duit tapi buat kemudahan agar orang bisa gampang mengakses insentif pemerintah,, klo kredit perumahan ditutup misalnya, maka tukang batu, tukang gali, tukang tembok, tukang pasir pada nganggur,,, nah ada gak kebijakan yg memproteksi itu, ada gak kebijakan untuk memproteksi harga ganah kering ditingkat petani spy mereka gak dipermainkan tukang ijon, teori bagus tapi klo berhenti di teori maka anak kecil bilang ” ahhhh teorrriiii” sapa yg harus melakukan itu,,,, emang rakyat bisa memproteksi harga gabah,,?, emang rakyat bisa membuat kebijakan batasi import daging dan biayai pola2 penggemukan sapi,,? emang rakyat bisa,,,???

  64. Sementara yg suka buang devisa, spt melancong keluar negri dan shopping, mau bersabar dan alihkan expenses nya serba dalam negri.

  65. Reblogged this on and commented:
    A good read.
    The explanations are simple and clear. Everyone (even for people who aren’t an economist) can understand these explanations.

  66. tambah lagi, …., buat alvin, sya hargai usahanya meminimalisir asumsi, bagus, …., kalo boleh saya tambahkan, orang luar negeri itu jelas orientasinya, …., kalo indonesia ga jelas orientasinya, possessive, semua paradigma ingin di akomodasi, malah bikin disorientasi, maaf pake kata2 abstrak, …., tapi artikel alvin ini bagus,

  67. Very good job Alvin Ulido!

    Sebagai classmate, gw sangat salut sama lo mau meluangkan waktu untuk menulis penjelasan ekonomi utk orang awam karena sepanjang yg gw tau, banyak anak FE yg males nulis artikel beginian. Gw juga yakin lo akan dihujani pujian sekaligus beberapa komentar yg kurang tepat mengenai artikel yg udah lo tulis. Tapi itulah risiko jadi ekonom yg sebenernya tugasnya hanyalah menjelaskan. Disini lo mungkin juga belajar menjadi menteri keuangan gimana menghadapi rakyat lo yg bermacem-macem. Sukses terus vin

  68. Numpang lewat..
    Juga di ingat 3 faktor utama sebagai pendukung ..
    Bahwa :
    1. Pemberdayaan manusia berkarakter positif, bermental dan bermoral
    2. Kesadaran bernegara yg besar dengan jiwa yang beradab
    3. Pembentukan watak nasionalis dan patriotik

    Sadarkah bahwa kita duduk di negara yg serba ada dan serba punya..dengan keberagaman sumber daya dan keunikan yg identik hanya dimiliki oleh indonesia..,antara lain:
    negara dengan pulau terbanyak..
    negara dengan populasi dan market yg besar..
    negara dengan bentang pantai dan 2 musim terpanjang ..
    negara dengan hutan no 2 terluas..
    negara dengan populasi usia produktif terbanyak
    Negara yg sudah sepert benua.. alias semua punya.. laut, darat, hutan, gurun pasir ,salju, gunung, pantai,

    Nah keunikan keunikan diatas seharusnya menjadi tolak ukur untuk mulai mengurangi ketergantungan dengan negara luar karena pada prinsipnya bukan kita yg butuh dunia.. tapi dunia yg butuh kita..

    bisa dibayangkan potensi untuk supply chain yg hubungannya sama pemenuhan kebutuhan pend amping sehari seperti kopi..coklat..karet..
    kenapa koq product coklat dan kopi semisal..
    itu lebih terkenal dr belgia.. yg jelas2 di belgia sana tidak pernah ada ladang coklat atau kopi… yg artinya dukungan pemerintah pun juga di perlukan untuk memulai ujuk gigi product dan brand dr indonesia.. jelas raw materials mostly dr indonesia koq … cuma packaging di sana.. di cap daerah sana .. trus kita yg punya kopi sama coklat.. disuruh import lg dr sana … dan dengan gaya2an kita2 juga yg beli dengan harga sudah up 500% di kedai2 import seperti SB or CB..dsb..( sebagai gambaran saja ..Kopi Gayo Premium per kilo Rp 250.000,- … per 1 kilo biji kopi bisa jadi berapa litter kopi seduhan.. dan biasa di jual di Intl Coffee shop per 200ml Cafelatte minimal Rp 35.000,-)

    Contoh lainnya: Indonesia adalah penghasil kedelai namun penentu komoditas kedelai itu pusatnya di Chicago USA ..

    Dan salah satu contoh yg harusnya kita tidak diam diam saja adalah…
    dengan kita punya PT. Dirgantara Indonesia… sebenarnya sekelas perusahaan teraebut dengan sedemikian rupa kecanggihan alat disana yg super presisi… Indonesia sudah mampu membuat Roket sendiri untuk kepentingan internal yg bisa didahulukan… PT DI sebenarnya tidak semestinya dibatasi atau terbatas seperti yg kita tau saat ini.. selama ada kemauan yg besar untuk merubah watak dan paradikma kenegaraan yg lebih terukur dan terarah… sebenarnya tidak perlu waktu lama untuk menjadikan indonesia sebagai mercu suar dunia… dan bukan sekedar pemeo belaka

    sama halnya product jepang th 60an.. ga dilirik..tapi kebulatan tekad jepang sendiri untuk merubah dalam kurun waktu 20th dan terbukti .. th 80an era mobil produksi jepang mulai merajai dunia.. nah di era 80an giliran korea mau ambil peran.. dan dibuktikan 20 tahun setelahnya (2000an) hyundai dan samsung product merajai industri otomotif dan electronic dunia … liat kira2 2020 pasti mobil2 china mulai merajai dunia .. nah kalo indonesia baik lini atas sampai bawah masih berwatak konsumen sejati… akan hanya mimpi belaka untuk menjadi mercusuar dunia..

    singkat kata.. kita bisa bayangkan berapa penghematan negara dan peningkatan pendapatan per kapita per penduduk indonesia hanya dengan pemanfaatan sumber sendiri untuk kebutuhan pasar 250 juta orang di indonesia…

  69. ASSALAMU ALAIKUM
    ALHAMDULILLAH HIROBBIL ALAMIN
    atas RAHMAT SERTA HIDAYAH RIDHO DARI ALLAH SWT. , beliau punya solusi MASALAH HUTANG PIUTANG, BUTUH MODAL USAHA, INGIN MERUBAH NASIB,
    BANGKRUT USAHA,DI CACI MAKI,DI HINA,MENYENGSARAKAN/MENZHOLIMI ANDA ,KINI SAATNYA ANDA BANGKIT DARI KETERPURUKAN, AGAR ORANG LAIN TIDAK MENGHINA ANDA,
    BELIAU SIAP MEMBANTU ANDA DENGAN…
    -JUAL MUSUH
    -NIKAH JIN
    -DANA GOIB
    -UANG BALIK
    -UANG MATENG
    -MEGGNDKAN UANG
    -GENDAM PENAKLUK
    -PENGASIHAN
    -PELET HITAM
    -PELET PUTIH
    -SANTET MATI
    -ANGKA/SIO JITU
    di jamin 100% berhasil
    hubungi BELIAU :
    KH SA’ID ABDULLAH WAHID
    (AHLI ILMU GO’IB)
    HP: 082334608008
    D/A : BATU AMPAR-GULUK GULUK –
    SUMENEP – MADURA
    JAWA TIMUR
    TERIMA KASIH WASSALAM

  70. Kereeeen tulisannya, bisa dimengerti oleh orang awam kyk saya. Orang2 yg saya temui bisanya (dan bisanya) cuma nyalahin Presiden dan njelek2in, sedih ngliatnya. Saya seneng “ketemu” tulisan yg seperti ini. Izin share ya. 🙂

  71. Kenapa ya,pemerintah slalu tidak memdukung dengan pertumbuhan SDA yg sangat bagus,kan sangat disayang kan karna pda akhirnya banyak org hebat dri indonesia yg kecewa dengan sikap pemerintah trhadap perkembangan hebat SDA nya.. sebagai contoh kecil ,mobil listrik.

    Apa ada hubungan nya dg (prediksi) kontrol CIA terhadap TNI,
    Pada kasus g30s/pki , yg membantai rakyat indonesia 2-3 juta jiwa.
    Freeport,yg hanya bsa negara dptkan 1%keuntungan nya,
    Apa kontrol trsebut masih berjalan sampai sekarang,terhadap negri yg lemah ini

  72. Kurang kontribusi pengusaha Indonesia terhadap negara dan banyaknya orang menukaran dari mata uang dollar ke mata uang rupiah adalah penyebab besar juga

  73. Kenapa harus dolar yg menjadi mata uang global? Kenapa tidak semua negara bersekutu untuk menciptakan mata uang global baru menggantikan dolar? Biar lebih adil.
    Sekarang mata uang tidak hanya sebagai alat tukar saja, tetapi juga sebagai barang dagangan , apa yg banyak diburu harganya semakin mahal. Itu semua akibat dari paham kapital. Seogolongan orangbisa menjatuhkan perekonomian suatu negara dg cara rekayasa” ekonomi, karena sekarang perekonomian tidak berjalan alami melainkan berjalan dg rekayasa

  74. mengapa ya negara indonesia tidak melakukan stimulus aja agar krisis ekonomi di indonesia tidak akan terjadi…

  75. Saya sependapat dg tulisan anda, namun saya kurang setuju dg bagian pemerintah melakukan intervensi pasar, mmg scara itung2 an bisa mengacaukan pasar, tapi perlu ditinjau lg krn menurut saya intervensi itu perlu utk menstabilkan ekonomi, bila tidak ekonomi indonesia akan terus terperosot mmg hal ini akan berdampak pada stok usd namun hanya akan menimbulkan shock terapy sementara dan mungkin akibatnya akan menimbulkan public trust pada pemerintah, itu perlu mengingat pemerintah dl hanya pasrah pada market, sebenarnya hal ini jg dilakukan oleh trump mengapa skr tidak waktunya “indonesia first”. Dengan ada nya campur tangan pemerintah di pasar di harapkan mampu menggenjot pertumbuhan mikronya, analoginya membimbing anak kecil menemukan jalan nya sendiri biar mandiri. Begitu menurut saya

Leave a reply to atmoon Cancel reply